“Sesungguhnya Nabi saw. menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari
Sa’id bin Ibrahim, dari *salah seorang anak Ka’ab bin Malik, yang bersumber dari
bapaknya.)
• Nama Ibnul Ka’ab bin Malik (putera Ka’ab bin Malik r.a.) di sini tidak dijelaskan, sedangkan
Ka’ab mempunyai anak dua orang, yaitu `Abdullah dan `Abdurrahman. Namun demikian
keduanya punya tsiqat (dapat diterima periwayatannya) , dan keduanya merupakan tabi’in
besar.
“Bila Nabi saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga*.”
(Diriwayatkan oleh al Hasan bin `Ali al Khilali, dari `Affan, dari Hammad bin Salamah, dari
Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)
• Yang dimaksud jari yang tiga ,yakni: jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.
- JENIS ROTI YANG DIMAKAN OLEH RASULULLAH SAW
“Keluarga Nabi saw. tidak pernah makan roti sya’ir* sampai kenyang dua hari
berturut-turut hingga Rasulullah saw. wafat.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin
Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari
`Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid*, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
• Sya’ir, khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indinesia dengan
“gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia
dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang
terbuat dari sya’ir kurang baik mutunyasya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
• Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.
“Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti
gandum yang halus, hingga wafatnya.”
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,
dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas
r.a.)
- LAUK PAUK YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
`Abdullah bin `Abdurrahman berkata :”Saus yang paling enak adalah cuka.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin `Abdurrahman,
keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin `Urwah,
dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah
dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan
pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari
seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.*)
• Abi Usaid adalah `Abdullah bin Tsabit az Zarqi.
“Nabi saw. menggemari buah labu. maka (pada suatu hari) beliau diberi
makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun
mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan dihadapannya, karena aku
tahu beliau menggemarinya.
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja’far, dan diriwayatkan
pula oleh `Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu’bah, dari Qatadahyangt
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Nabi saw. menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad Daruqi, juga diriwayatkan oleh Salamah bin
Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari Abu
Usamah, dari Hisyam bin `Urwah yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Nabi saw. diberi makan daging, maka diambilakn baginya bagian dzir’an*.
Bagian dzir’an kesukaannya. Maka Rasulullah saw. Mencicipi sebagian
daripadanya. “
(Diriwayatkan oleh Washil bin `Abdul A’la, dari Muhammad bin Fudlail, dari Abi Hayyan at
Taimi, dari Abi Zar’ah, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Dzir’an adalah bagian tubuh binatang dari dengkul sampai bagian kaki.
“Daging yang paling baik adalah punggung.”
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad, dari Mis’ar, dari Syaikhan, dari
Fahm,* yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
• Namanya adalah Muhammad bin `Abdullah, disebut pula Muhammad bin
`Abdurrahman, juga disebut Abu Hay.
- BUAH-BUAHAN YANG DIMAKAN RASULULLAH SAW
“Nabi saw. memakan qitsa* dengan kurma (yang baru masak).”
(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang
bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
• Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis)
“Sesungguhnya Nabi saw. memakan semangka dengan kurma (yang baru
masak).”
(Diriwayatkan oleh `Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,
dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
- DO’A RASULULLAH SAW. SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN
“Pada suatu hari, kami berada di rumah Rasulullah saw., maka Beliau
menyuguhkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling
besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di
akhir kami makan.” Abu Ayub bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimanakah
caranya hal ini bisa terjadi?” Rasulullah saw. bersabda :”Sesungguhnya kami
membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yang
makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai’ah, dari Yazid bin Abi Habib, dari Rasyad bin
Jandal al Yafi’I, dari Hubeib bin Aus, yang bersumber dari Abu Ayub al Anshari r.a.)
“Rasulullah saw. bersabda :”bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa
menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca
:”Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” (Dengan nama Allah pada awal dan
akhirnya).
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Hisyam ad Distiwai, dari Budail al
`Aqili, dari `Abdullah bin `Ubaid bin `Umair, dari Ummu Kultsum*, yang bersumber dari
`Aisyah r.a.)
• Ummu Kultsum binti `Uqbah bin Abi Mu’ith al Umawiyah, adalah salah seorang sahabat
Rasulullah saw. dan ia merupakan saudara seibu `Utsman bin Affan r.a.
“Apabila Rasulullah saw. selesai makan, maka Beliau membaca : “Alhamdulillahil
ladzi ath’amana wa saqana wa ja’alana muslimin.” (Segala puji bagi Allah Yang
memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan
kami orang-orang islam).
(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubairi, dari Sufyan as Tsauri,
dari Abu Hasyim, dari Ibnu Isma’il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin `Ubaid), yang
bersumber dari Abu Sa’id al khudri r.a.)
“Adapun Rasulullah saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya,
maka beliau membaca :”Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan
fihi, ghaira muwadda’iw wa la mustaghnan `anhu Rabbana.” (Segala puji bagi
Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yang baik lagi berkah padanya.Puji
yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya
Allah Rabbal `Alamin)
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa’id, dari Tsaur bin Yazid, dari
Khalid bin Ma’danyang bersumber dari Abu Umamah r.a.)
- CARA MINUM RASULULLAH
“Sesungguhnya Rasulullah saw. minum air zamzam sambil berdiri.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya, dari Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah saw. menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda :”Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad, keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
- MINUMAN RASULULLAH SAW
“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw. adalah minuman manis yang dingin.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
- TEMPAT MINUM RASULULLAH SAW
Anas bin Malik r.a. memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat
dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi”. kemudian anas r.a.
menerangkan : “Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah saw.”
(Diriwayatkan oleh al Husain bin al Aswad al Baghdadi, dari `Amr bin Muhammad, dari `Isa
bin Thuhman, yang bersumber dari Tsabit r.a.)
“Sungguh ke dalam cangkir ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk
Rasulullah saw., baik itu air, nabidz*, madu ataupun susu.”
(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid
dan Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji kurma dimasukkan ke dalam air kemudian
dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis.
Sumber : http://abihafiz.wordpress.com/