Ternak Ulat Hongkong Untuk Pemula ~ Putra Gantiwarno
Selamat datang, terima kasih atas kunjungannya. Salam perdamaian

Ternak Ulat Hongkong Untuk Pemula

Ulat Hongkong atau mealworm sangat bermanfaat untuk burung kicauan atau hewan peliharaan lain. Ulat hongkong menjadi pakan alami yang mengandung banyak protein dan kalori yang dibutuhkan oleh burung. Cara penyajiannya juga beragam, ada yang diberikan saat ulat masih berwarna putih, saat sedang ganti kulit, atau diberikan dalam bentuk ulat hongkong kering.
Sepanjang burung kicauan masih menjadi hobi dan masih dibudidayakan, usaha ternak ulat hongkong juga masih mempunyai prospek yang bagus. Hasil dari beternak ulat hongkong dapat untuk memenuhi kebutuhan piaraan sendiri atau dapat dijual ke konsumen.

Cara Ternak Ulat Hongkong

1. Pemilihan Induk

  • Sebaiknya pilih induk tidak lebih dari 2 kg agar ulat yang jadi kepompong ukurannya bisa besar (panjang rata-rata 15 mm dan lebar 4 mm). Ulat dewasa dengan panjang 15 mm dan lebar 3 mm (rata-rata) akan menjadi kepompong sekitar 7-10 hari secara bergantian.
  • Pengambilan kepompong dilakukan 3 hari sekali. Kepompong yang sudah dipisah kemusian di tempatkan di kotak tersendiri agar berubah menjadi kumbang secara serentak.
  • Pemilihan kepompong dilakukan 3 hari sekali. Pilih kepompong yang sudah berwarna putih kecoklatan. Ambil kepompong dengan hati-hati agar tidak lecet dan cacat, karena apabila lecet kepompong akan mati busuk. Kepompong yang sudah dipilih, ditaruh ditempat pemeliharaan yang telah diberi alas koran lalu ditutup lagi dengan kertas koran hingga rapat.
  • Kepompong akan berubah menjadi kumbang dalam waktu 10 hari. Kumbang yang sayapnya masih berwarna coklat jangan diambil dulu, biarkan sampai berwarna hitam mengkilat. Kumbang dengan ciri tersebut siap untuk ditelurkan. Setiap satu kotak, ditebari kumbang sekitar 250 gr, beri kapas sebagai alas untuk tempat bertelur.
  • Pembibitan ini dilakukan sampai 7 hari, dan diturunkan setelah 7 hari. Kumbang yang sudah terpisah dari kapas, diberi kapas lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian pada kumbang bisa mencapai 2-4% sekali turun.
  • Kapas yang ada telurnya disimpan pada peti terpisah, dan telur akan menetas dalam waktu 10 hari. Setelah usia ulat mencapai 30 hari barulah kita pisahkan dari kapasnya.

2. Pemberian Pakan


  1. Untuk ulat bibit
  • Untuk satu kotak berikan makanan sekitar 500 gram setiap 4 hari sekali. Makanan diberikan dengan cara dikepal-kepal menjadi 3 bagian agar kepompong tidak tertimbun makanan. Apabila kepompong tertimbun, kepompong akan busuk.
  • Makanan untuk ulat bibit adalah ampas tahu dan dedek. Lebih baik jika dicampur dengan tepung tulang atau voer agar kepompong berukuran besar.
  • Pakan untuk kumbang diberikan 3 hari sekali. Dengan cara disebar merata sekitar 100 gr (jangan terlalu banyak).
  1. Untuk ulat kecil
  • Untuk ulat yang masih dalam kapas, berikan makanan berupa sosin, capcay atau selada yang sudah dijemur setengah kering dan cabut maksimal 4 lembar sampai habis.
  • Apabila makanan biasa diberi sebanyak 100 gr dengan cara disebar dan tunggu sampai makanan habis baru diberi lagi.
  • Untuk ulat yang sudah keluar dari kapas, pakan diberikan sebanyak 1 kg dengan cara dikepal dan disebar secara merata.
  • Ulat yang masih berukuran kecil (panjang 6 mm, diameter 1,5 mm saat umur 30-60), satu kotak diberikan sebanyak 2 kg.
  • Untuk ulat dewasa (umur 60-90 hari), pakan diberikan sebanyak 1,5-2 kg per kotak dengan cara dikepal dan disebar sedikit.
Untuk meningkatkan hasil panen ulat sutera, tambahkan VITERNA Plus sebagai nutrisi pakan ulat. VITERNA Plus dicampur dengan air kemudian disemprotkan ke daun murbei yang digunakan sebagai pakan ulat.

3. Tempat Peternakan

Hasil gambar untuk budidaya ulat hongkong
Akan lebih baik jika bagunan untuk ternak ulat telah terbuat secara permanen atau dari tembok pada sekelilingnya. Agar ulat-ulat terhindar dari hama tikus dan semut. Atapnya terbuat dari eternit, lantai terbuat dari tembok atau ubin dan 95% bangunan tertutup.
Suhu dalam ruangan sebisa mungkin stabil pada angka 29-30ºC dan selalu lembab. Artinya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Suhu pada angka tersebut merupakan suhu terbaik untuk ternak ulat hongkong. Hal ini penting karena suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat.

4. Penyakit Yang Menyerang Ulat Hongkong

Ciri-ciri dan cara mengatasi ulat yang sedang terkena penyakit :
  • Kulit ulat berwarna kuning kehitam-hitaman. Jangan terlalu banyak diberi makan daun-daunan dan jangan terlalu banyak diberi dedak.
  • Ulat mati berwarna merah. Jangan diberi pakan yang terlalu basah. Hal ini harus segera diatasi karena penyakit ini menular dan menyerang dengan cepat.
  • Ulat mati berwarna hitam. Hal ini terjadi karena pemberian makan dengan cara disebar. Kondisi ini biasanya terjadi pada ulat dewasa yang berusia 1 sampai 3 bulan, oleh karena itu makanan yang diberikan sebaiknya dengan cara dikepal-kepal.
Hasil Produksi
  1. Kapasitas produksi dengan induk ulat dewasa sebanyak 1 kg
  2. Dari pembibitan 1 kg ulat dewasa usia 90 hari, akan menghasilkan kepompong sebanyak 900 gr secara bertahap dalam 10 kali pengambilan kepompong
  3. Dari 900 gr kepompong akan menghasilkan 700 gr kumbang sehat yang siap bertelur
  4. Dan dari 1 kg ulat bibit, akan dihasilkan 33,1 kg ulat siap jual dengan rincian :
  • 33,1 kg tersebut dapat dicapai apabila kematian kumbang hanya 1% dan makanan terjamin serta perkembangannya bagus
  • Makanan yang dibutuhkan untuk 1 kg induk sampai habis terjual adalah 50 kg ampas tahu kering, dedak 5 kg
  • Ampas tahu yang basah akan menyusut setelah diperas, dari 25 kg menjadi 15 kg kering dengan kadar air 15%

Manfaat Ulat Hongkong

  • Sebagai Makanan Burung

Hal ini juga dapat menghindari kebosanan yang dialami oleh burung jika hanya memakan makanan yang tidak variatif. Ulat hongkong dapat dijadikan makanan selingan sebagai pengganti makanan yang lain.
  • Meningkatkan Kualitas Suara Burung

Selain itu ulat hongkong juga dipercaya dapat meningkatkan kualitas suara (ocehan) dari burung-burung ocehan. Sehingga ulat hongkong cukup digemari oleh masyarakat umum dan para penggemar burung ocehan atau burung pemakan serangga lainnya.
  • Sebagai Pakan Ikan Hias

Ulat Hongkong adalah sejenis pakan alami yang dapat dijadikan makanan ikan, walaupun ulat hongkong biasa digunakan untuk makanan burung, tetapi bisa untuk makanan ikan dan kroto.ulat hongkong yang dimanfaatkan untuk pakan ikan hias, dapat bermanfaat mencermelangkan kulit pada ikan hias.
Ulat hongkong memiliki kandungan bermanfaat, maka tak heran jika memanfaatkan ulat hongkong sebagai pakan burung dan ikan pun sering dilakukan. Adapun kandungan yang terdapat dalam ulat hongkong, antara lain:
  1. Nutrisi
  2. Protein kasar
  3. Kadar abu
  4. Kandungan ekstrak non nitrogen
  5. Lemak kasar
  6. Air

Pro dan Kontra Ulat Hongkong

  1. Menyebabkan Kegemukan

Ulat hongkong dapat menyebabkan kegemukan pada burung peliharaan. Mengapa?. Karena menurut banyak sumber dan penelitian ulat hongkong mengandung banyak lemak, hal ini tentu akan menyebabkan kegemukan dan akan berdampak negatif bagi kesehatan burung.
  1. Menimbulkan Beberapa Penyakit Lain

Penggunaan ulat hongkong sebagai pakan burung juga dapat menimbulakan beberapa penyakit bagi burung peliharaan, seperti sakit mata dan juga pencernaan yang kurang baik. Hal ini biasa disebabkan karena ulat hongkong yang diberikan sebagai pakan burung tidak berkualitas.
  1. Bahaya Lain Ulat Hongkong

Ulat hongkong juga dipercaya bahwa dia masih dapat hidup selama beberapa detik jika kepalanya tidak hancur (terkunyah) saat dimakan oleh burung. Jika itu terjadi, maka tidak menutup kemungkinan bahwa ulat hongkong akan mengigit atau merusak organ dalam pada burung atau organ pencernaan, hal ini tentu akan tidak baik.
Demikian pembahasan mengenai Ternak Ulat Hongkong. Cara beternak ulat hongkong di atas dapat menghasilkan produksi ulat hongkong untuk kebutuhan sendiri atau untuk dipasarkan. Semoga bermanfaat.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More