SHIFATI SHAUMIN
NABIYII SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM FII RAMADHAN
Oleh : Syaikh Salim bin
'Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Ramadhan
adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan
sebagaimana dalam penjelasan berikut ini.
1.
Bulan Al-Qur'an
Allah
menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum
mukminin, membimbing kepada yang lebih lurus, menjelaskan jalan petunjuk.
(Al-Qur'an) diturunkan pada malam Lailatul Qadar, suatu malam di bulan
Ramadhan. Allah berfirman.
"Artinya
: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur" [Al-Baqarah
: 185]
Ketahuilah
saudaraku -mudah-mudahan Allah meberkatimu- sesungguhnya sifat bulan Ramadhan
adalah sebagai bulan yang diturunkan padanya Al-Qur'an, dan kalimat sesudahnya
dengan huruf (fa)
yang menyatakan illat dan sebab : "Barangsiapa
yang melihatnya hendaklah berpuasa" Memberikan isyarat illat
(penjelas sebab) yakni sebab dipilihnya Ramadhan adalah karena bulan tersebut
adalah bulan yang diturunkan padanya Al-Qur'an.
2.
Dibelengunya Syaithan, Ditutupnya Pintu-Pintu Neraka dan Dibukanya Pintu-Pintu
Surga
Pada
bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin
jahat dengan salasil (rantai), belenggu dan ashfad. Mereka tidak bisa bebas
merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin
sibuk dengan puasa hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur'an
serta seluruh ibadah yang mengatur dan mebersihkan jiwa. Allah berfirman.
"Artinya
: Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa" [Al-Baqarah : 183]
Maka
dari itu ditutupnya pintu-pintu jahannam dan dibukanya pintu-pintu surga,
(disebabkan) karena (pada bulan itu) amal-amal shaleh banyak dilakukan dan
ucapan-ucapan yang baik berlimpah ruah (yakni ucapan-ucapan yang mengandung
kebaikan banyak dilafadzkan oleh kaum mukminin-ed).
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya
: Jika datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga [dalam riwayat Muslim
: 'Dibukalah pintu-pintu rahmat"] dan
ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syetan"
[Hadits Riwayat Bukhari 4/97 dan Muslim 1079]
Semuanya
itu sempurna di awal bulan Ramadhan yang diberkahi, berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya
: Jika telah datang awal malam bulan Ramadhan, diikatlah para syetan dan
jin-jin yang jahat, ditutup pintu-pintu neraka, tidak ada satu pintu-pintu yang
dibuka dan dibukalah pintu-pintu surga, tidak ada satu pintu-pun yang tertutup,
berseru seorang penyeru ; "Wahai orang yang ingin kebaikan lakukanlah,
wahai orang yang ingin kejelekan kurangilah. Dan bagi Allah mempunyai
orang-orang yang dibebaskan dari neraka, itu terjadi pada setiap malam" [Diriwayatkan oleh
Tirmidzi 682 dan Ibnu Khuzaimah 3/188 dari jalan Abi Bakar bin Ayyasy dari
Al-A'masy dari Abu Hurairah. Dan sanad hadits ini Hasan]
3.
Malam Lailatul Qadar
Engkau
telah mengetahui, wahai hamba yang mukmin bahwa Allah Jalla Jallaluhu memilih
bulan Ramadhan karena diturunkan padanya Al-Qur'an, dan mungkin untuk
mengetahui hal ini dibantu qiyas dengan berbagai cara, diantaranya.
- Hari yang paling mulia di sisi Allah
adalah pada bulan diturunkannya Al-Qur'an hingga harus dikhususkan dengan
berbagai macam amalan. Hal ini akan dijelaskan secara terperinci dalam
pembahasan malam Lailatul Qadar, Insya Allah.
- Sesungguhnya jika satu nikmat dicapai
oleh kaum muslimin, mengharuskan adanya tambahan amal sebagai wujud dari
rasa syukur kepada Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menceritakan
sempurnanya nikmat bulan Ramadhan.
"Artinya
: Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" [Al-Baqarah : 185]
Firman
Allah Tabaraka wa Ta'ala setelah selesai (menyebutkan) nikmat haji.
"Artinya
: Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan
menyebut) Allah. Sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek
moyangmu, atau (bahkan) berdzikir lebih banyak dari itu" [Al-Baqarah : 200]
Disalin
dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi
Indonesia Sipat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin
Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura,
penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata.