Bab I
Pendahuluan
Pendidikan adalah
aktifitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi bawaan
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat dan kebudayaan untuk memperoleh hasil dan potensi. Dengan pendidikan
ini pula manusia berpikir lebih maju dan ingin selalu mengetahui sesuatu untuk
menjadi tahu, karena penemuan-penemuan itu pula maka terjadilah inovasi, guna
efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas.
Dengan pendidikan
yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang
akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral.
Kualitas dan
kuantitas pendidikan harus diperhatikan, karena suatu bangsa akan maju apabila
sistem pendidikan didalamnya dapat berjalan dengan baik.
Bab II
Pengertian dan Faktor-faktor
Pendidikan
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, mendapat awalan kata “me” sehingga
menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Pendidikan berasal dari kata “Pedagogi” yaitu kata
“paid” artinya “anak” sedangkan “agogos” yang artinya membimbing “sehingga ”
pedagogi” dapat di artikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.
Jadi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi bawaan baik jasmani maupun rohani untuk memperoleh hasil dan
prestasi.
Dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil
peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya,
karena bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, didalamnya berlangsung dan
terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan
hidupnya. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan inspirasinya (cita-cita)
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Dalam al-Qur’an kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah. Kata ini
berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti memelihara, mengatur, mendidik. Kata
tarbiyah berbeda dengan ta’lîm yang secara harfiyah juga memiliki kesamaan
makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata ta’lîm lebih kepada arti transfer of
knowladge (pemindahan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain). Sedangkan
tarbiyah tidak hanya memindahkan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain, namun
juga penanaman nilai-nilai luhur atau akhlâk al-karîmah, serta pembentukan
karakter. Oleh karena itulah, Allah swt menyebut dirinya dengan sebutan rabb
yang berarti pemelihara dan pendidik.
B. Faktor–faktor
Pendidikan
Dalam aktivitas ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola
interaksi atau saling mempengaruhi. Adapun ke enam faktor pendidikan tersebut,
meliputi:
a) Tujuan Pendidikan
Adalah usaha pencapaian oleh peserta didik tentang hasil praktek pendidikan
baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat secara luas. Dalam
praktek pendidikan, baik di lingkungan keluarga, di sekolah maupun di
masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik
agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta didiknya.
b) Pendidik
Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikitu menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua dan
2. Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati sebagai orang tua, wajib pertama sekali
memberikan didikan kepada anaknya. Selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan
sebagainya. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Sedangkan pendidik
menurut jabatan adalah guru, sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab
dari; orang tua, masyarakat dan negara.
Guru sebagai pengontrol, pembimbing dan pendidik bagi peserta didik.
Pendidikan yang diberikan seorang guru bukan hanya menyangkut materi atau
pengetahuan saja. Tapi juga tingkah laku, akhlak serta kepribadian. Karena
sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik dan sebagian besar dari waktu
dihabiskan di sekolah bersama teman-teman serta guru.
c) Peserta Didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum
dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia
memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuannya masih
sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidik.
Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme
pasif yang hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini dengan makin cepatnya
teknologi perkembangan zaman, peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang
sama bisa memiliki profil dan pengetahuan materi yang berbeda. Tentu hal ini tergantung pada konteks yang
mendorong perkembangan peserta didik tersebut. Seperti lingkungan keseharian,
lingkungan belajar, tempat belajar, dan lingkungan pendidikan optimal.
Perilaku siswa sangat erat kaitannya dengan keteladanan yang dimiliki guru.
Karena seorang guru yang teladan akan mudah menggugah, mempengaruhi siswa untuk
lebih giat belajar dan berusaha menciptakan perilaku yang baik dalam
pribadinya. Sebagaimana yang telah dicontohkan guru sesuai dengan tuntunan
profesional, guru harus memiliki kualitas kepribadian yang sedemikian rupa
sebagai pribadi panutan.
d) Isi atau Materi Pendidikan
Isi atau materi pendidikan ialah segala sesuatu yang disampaikan pendidik
kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
e) Metode Pendidikan
Agar interaksi dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan, maka
disamping dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih pula
metode yang tepat.
f) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkah laku, dan
perkembangan peserta didik. Lingkungan yang baik dan sehat akan menciptakan
suasana yang harmonis dan kondusif yang berdampak pada prestasi belajar peserta
didik tersebut.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan
peserta didik memahami pelajaran. Maka dari itu peran guru harus lebih
dimantapkan dalam rangka meningkatkan pendidikan, khususnya pada pembentukan
pribadi peserta didik berakhlakul karimah.
Dari uraian di atas dapat diketahui, bahwa tujuan utama dari
pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang
berketuhanan). Pendidikan tidak hanya menjadikan manusia pintar dan menguasai
ilmu pengetahuan saja, tetapi juga menciptakan insan yang bertanggungjawab dan
berakhlak mulia.
Daftar Pustaka:
——— Arifin, Prof. H. Ed,. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1991.
——— Ihsan, H.
Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta :
Rineka Cipta, 1995.
——— Siregar, Samsinar. Pengantar Pendidikan.
Jakarta :
Labuhan Batu, 2007.