Kisah Nabi Idris AS pada zaman rasul. Ia keturunan ketujuh dari Nabi Adam AS. Meskipun demikian ia menjadi Nabi dan Rasul kedua setelah Nabi Adam AS. Nabi Idris AS memimpin ummat yang masih termasuk keturunan Qobil. Ummat ini pada waktu itu banyak yang rusak akhlaknya, sehingga Allah SWT menunjuk Nabi Idris AS sebagai Nabi dan Rasul-Nya.
Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di
segala bidang. Diantara mukjizat Nabi Idris adalah sebagai berikut:
1. Hebat dalam menunggang kuda. Pada waktu itu sedikit orang
yang dapat menunggang kuda.
2. Dapat menulis. Pada waktu itu tidak ada ummatnya yang
dapat menulis.
3. Dapat menjahit pakaian. Pada waktu itu, belum ada yang
mampu menjahit pakaian.
Nabi Idris mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30
Shohifah. Dalam kitab ini berisi ajaran kebenaran seperti halnya AL Qur’an.
Kitab itu merupakan petunjuk yang disampaikan kepada ummatnya. Sehingga
ummatnya yang sudah rusak akhlaknya sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang
benar.
Nabi Idris AS juga mendapat gelar “Asadul Usud” yang berarti
Singa karena beliau tidak pernah berputus asa dalam menjalan tugasnya sebagai
seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi ummatnya yang kafir. Meskipun
demikian ia tidak pernah sombong. Ia bersifat pema’af.
Tidak banyak keterangan yang didapati tentang kisah Nabi
Idris di dalam Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah
nabi-nabi. Di dalam Al-Quran hanya terdpt dua ayat tentang Nabi Idris iaitu
dalam surah Maryam ayat 56 dan 57:
“Dan ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah }
Idris yang terdpt tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang
yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 – Dan Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi.” { Maryam : 56 – 57 }
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera
dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah
keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah
untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta
memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar selamat dari
siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai
usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa
kemenangan.
2. Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan
mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka
ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan
janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui
mereka dalam dosa.
5. Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada
pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur
dan puji kepada Allah.
6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya,
karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun
akan memuaskannya.
8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang
tidak dpt bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.
Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris
diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa
Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat
Wallahu a’alam bissawab
Kisah Nabi Idris AS Melihat Surga dan Neraka
Setiap hari Malaikat Izrael dan Nabi Idris beribadah
bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris mengajukan permintaan. “Bisakah
engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata
Izrael.
Setelah Malaikat Izrael memohon izin kepada Allah, dibawanya
Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para
Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrael.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi
mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris
menjelaskan alasannya.
Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung
pingsan. Penjaga neraka adalah Malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan
menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris
tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka
berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang
lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan tubuh lemas Nabi Idris meninggalkan tempat yang
mengerikan itu. Kemudian Izrael membawa Nabi Idris ke surga.
“Assalamu’alaikum…” kata Izrael kepada Malaikat Ridwan, Malaikat penjaga pintu
surga yang sangat tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-seri di hiasi senyum
ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah
lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia
itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan
karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi
Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di
depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris
beulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti
kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas
dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan
ada disetiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan
surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang
amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah
saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab
Izrael. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat
dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat
bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak
pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah,
Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi
Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah
terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada
Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah
semua amal ibadah di hisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama
para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrael.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya.
Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi
Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian.
Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Isris berusia 82 tahun.
Firman Allah:
“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia
adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Pada saat Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’
Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini? Tanya Nabi
Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu.
“Inilah Idris,” jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat
penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat
85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.
sekian kisah Nabi Idris AS semoga bermanfaat.