6 Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana ~ Putra Gantiwarno
Selamat datang, terima kasih atas kunjungannya. Salam perdamaian

6 Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana

| Selamat datang di blog Lintangsore. Apakah anda sedang belajar menanam hidroponik? Kalau benar maka artikel berikut ini semoga saja bisa membantu menambah wawasan anda dalam usaha menanam hidroponik. Seperti yang kita ketahui bersama, pada budidaya hidroponik kita tidak lagi menggunakan tanah sebagai media tanam, tetapi memaksimalkan penggunaan larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman secara tepat dan sesuai takaran.
Ada beberapa kelebihan penerapan sistem hidroponik untuk bertanam diantaranya adalah sebagai berikut:

Kelebihan sistem budidaya hidroponik

1. Mengatasi masalah tidak tersedianya tanah sebagai media tanam
2. Mengurangi penyakit tanaman yang umumnya terjadi pada media tanah
3. Memungkinkan ketersediaan dan penanaman yang berkesinambungan
4. Mendapat hasil lebih banyak dengan luasan area tanam yang sama
5. Kualitas hasil panen yang lebih baik
6. Penggunaan air dan pupuk lebih sedikit karena terukur dan terencana.

Itulah beberapa kelebihan dari budidaya hidroponik. Ada kelebihan pasti ada juga kekurangan. Termasuk dalam hal ini bertanam hidroponik, beberapa kekurangannya adalah sebagai berikut:

Kekurangan sistem budidaya hidroponik

1. Biaya awal yang cukup besar, diantaranya untuk penyiapan alat-alat, media termasuk juga nutrisinya
2. Memerlukan perhatian ekstra dalam perawatannya
3. Membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang cukup mengenai tanaman dan kebutuhannya
4. Saat tanaman terinfeksi penyakit akan mudah menyebar

Itu saja saya kira kekurangannya, kalau saya tambahi lagi nanti malah membuat anda berpikir ulang lagi untuk memulai bertanam hidroponik.

Berikutnya kita akan membahas teknik-teknik bertanam hidroponik.
Secara umum budidaya hidroponik dibagi menjadi 2 jenis menurut aliran nutrisi yang digunakan yaitu sistem bersikulasi dan sistem non sirkulasi.

1. Sistem bersikulasi

Pada sistem sirkulasi atau sistem putar, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan jatuh lagi mengalir lewat akar ke suatu penampung. Berikutnya air nutrisi dalam tampungan itu nantinya akan diaplikasikan lagi pada tanaman dengan menggunakan bantuan pompa atau sejenisnya untuk mengalirkannya.
Kekurangan dalam sistem sirkulasi ini adalah menyebabkan perubahan PH air yang tentunya tidak bagus untuk tanaman sehingga dibutuhkan pengecekan secara rutin.

2. Sistem non sirkulasi

Pada sistem non sirkulasi atau sistem sekali pakai, air nutrisi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman jika ada kelebihannya tidak didaur ulang tapi langsung dibuang. Terkesan boros, namun sebenarnya bila kita mengatur waktu yang tepat untuk pemberian larutan nutrisi maka air nutrisi akan terserap oleh tanaman secara maksimal, akibatnya air yang terbuang pun menjadi sedikit.

Nah, itulah 2 jenis teknik bertanam secara hidroponik yang perlu anda ketahui terlebih dahulu. Selanjutnya kita akan lebih detil membedakan teknik-teknik budidaya hidroponik dengan harapan nantinya anda bisa memilih teknik mana yang mudah dan efektif untuk diaplikasikan.

Ada 6 teknik yang dikenal dalam sistem bertanam hidroponik, yaitu:
1. Water culture system
2. Drip system
3. Aeroponic system
4. Wick system
5. Ebb and flow system
6. NFT system
Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana
Teknik Budidaya Hidroponik Sederhana

Mari kita bahas satu per satu.

1. Cara budidaya hidroponik : Water culture system

Kalau diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia water culture system artinya adalah metode menanam hidroponik sistem rakit apung. Teknik ini merupakan teknik bertanam hidroponik yang cukup sederhana. Konsep dari sistem ini adalah membiarkan akar tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman dapat asupan nutrisi selama 24 jam sehari non stop.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sistem rakit apung:
- Bak atau tempat penampungan air nutrisi
- Media tanam/ rockwoll.
- Netpot
- Sterofoam
- Benih tanaman
- Larutan nutrisi hidroponik

Berikut gambar dari water culture system:
hidroponik sistem water culture
hidroponik sistem water culture

2. Cara budidaya hidroponik : Drip system

Drip System atau Sistem tetes merupakan salah satu dari teknik menanam hidroponik yang umum digunakan karena cara kerjanya yang cukup sederhana. Sistem ini menggunakan timer untuk mengatur penetesan air nutrisi pada tanaman.
Berikut bagan sederhana dari metode hidroponik sistem tetes:
hidroponik sistem tetes
hidroponik sistem tetes


3. Cara budidaya hidroponik : Aeroponic system

Aeroponic system atau sistem Aeroponik ini menggunakan udara sebagai media tanam. Konsepnya adalah membiarkan akar tanaman menggantung, lalu pada akar yang menggantung tersebut disemburkan air/larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dengan menggunakan irigasi sprinkler.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Sistem Aeroponik:
- Bibit Tanaman
- Sterofoam
- Media tanam/Rockwool
- Sprinkler
- Pompa air
- Pipa Paralon dan Etilen
- Larutan nutrisi hidroponik

Berikut ini gambar dari Hidroponik sistem Aeroponik:
hidroponik sistem aeroponik
hidroponik sistem aeroponik

4. Cara Bertanam Hidroponik : Wick system

Cara bertanam hidroponik wick system/sistem sumbu dibandingkan dengan berbagai jenis sistem hidroponik lainnya, termasuk metode yang paling sederhana. Paling umum dipakai terutama oleh para hobiis yang menanam hidroponik sederhana di rumah.
Konsep dari cara bertanam hidroponik sistem sumbu adalah pemberian nutrisi tanaman di media tumbuh melalui sumbu yang digunakan sebagai reservoir. Jadi akar tanaman tidak tercelup langsung di dalam air, melainkan mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan air seperti rockwool atau sabut kelapa. Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam, seperti kerikil pasir, serat/ serbuk kulit buah kelapa, sekam bakar dan rockwoll untuk menahan/menyimpan air. Sedangkan untuk sumbunya, bisa menggunakan sumbu kompor, kapas atau kain bekas.
Cara bertanam hidroponik sistem sumbu disebut paling sederhana dan tidak ribet dikarenakan tidak memerlukan listrik/sumber energi untuk memberikan nutrisi hidroponik pada tanaman. 
Larutan nutrisi sampai pada akar tanaman hanya memanfaatkan sifat kapilaritas air. Ujung sumbu ditempatkan dalam reservoir yang berisi larutan nutrisi, sedangkan ujung yang lain ditempatkan dalam media tanam menuju akar tanaman. Selain membasahi akar, media tanam yang dilalui oleh sumbu ikut menjadi lembab oleh larutan nutrisi.

Selain sederhana dan simpel, kelebihan lainnya dalam penggunaan sistem sumbu adalah akar tanaman dapat bernafas menyedot udara bersamaan dengan larutan nutrisi. Seperti kita ketahui bersama, selain nutrisi, asupan udara yang cukup juga merupakan hal esensial dalam pertumbuhan tanaman.

hidroponik sistem sumbu
hidroponik sistem sumbu

Kelebihan/kemudahan berikutnya dari sistem hidroponik sumbu, ketika larutan nutrisi pada penampungan/reservoir habis, dapat diisi lagi dengan mudah tanpa menggunakan pompa seperti yang dilakukan dalam sistem hidroponik lainnya.
Berikut ini bagan/skema sistem Wick beserta beberapa contoh tanaman yang ditanam menggunakan sistem wick :
hidroponik sistem wick
hidroponik sistem wick

Untuk metode ke 5 dan ke 6 saya simpan di postingan lain agar artikel ini menjadi terlalu panjang.
Atau mungkin anda bisa membaca artikel lainnya tentang bertanam hidroponik melalui tautan berikut:
Cara menanam hidroponik sederhana 
Demikian informasi tentang teknik budidaya hidroponik Sederhana yang bisa saya bagikan. Jika informasi di atas ada yang kurang tepat atau mungkin anda mempunyai informasi yang lebih akurat dan mendetil mohon untuk bisa berbagi melalui kolom komentar di bawah postingan ini.
Terima kasih sudah berkunjung dan berkenan membaca. Semoga ada manfaat yang bisa didapatkan, terutama dalam hal budidaya hidroponik. Salam.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More