Biografi Abu al Hasan Ali bin Abi Thalib ra ~ Putra Gantiwarno
Selamat datang, terima kasih atas kunjungannya. Salam perdamaian

Biografi Abu al Hasan Ali bin Abi Thalib ra

Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. bin Abdul Muth Thalib ra. bin Hasyim al-Qurasyi al-Hasyimi, cucu Rasulullah saw., putera dari puteri beliau Fathimah az-Zahra dan raihanah (kesayangan) beliau. Orang yang paling mirip wajahnya dengan beliau, Lahir pada pertengahan Ramadhan tahun 3 H. Rasulullah saw. mentahniknya dengan ludah beliau dan memberinya nama al-Hasan. la adalah putera tertua Ali bin Abi Thalib ra.. Rasulullah saw. sangat mencintainya dan kadang kala beliau menjilati lidahnya sewaktu ia masih kecil, memeluknya dan bercanda dengannya. Kadang kala ia mendatangi Rasulullah saw. saat beliau sedang sujud lalu naik ke atas punggung beliau. Beliau membiarkannya dan memanjangkan sujud karenanya. Dan kadang kala beliau membawanya naik ke atas mimbar.
Dalam hadits shahih1147 disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw. berkhutbah, beliau melihat al-Hasan dan al-Husain datang menghampiri beliau. Beliau turun dari mimbar dan menggendong mereka berdua lalu membawa keduanya ke atas mimbar, kemudian beliau berkata, “Maha benar Allah SWT..Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)‘ (At-Taghabun:15).
Sesungguhnya aku melihat kedua anak ini berjalan dan jatuh, aku tidak sabar hingga turun mengambil keduanya.” Kemudian beliau berkata, ” Sesungguhnya kalian (anak-anak tersebut) termasuk kesayangan Allah SWT.. Dan kalian membuat kami bakhil dan penakut. “1148
Dalam Shahih al-Bukhari1149 disebutkan bahwa Abu Bakar mengimami kaum muslimin shalat beberapa malam setelah Rasulullah saw. Sll wafat. Kemudian beliau bersama Ali berjalan keluar. Lalu beliau melihat al-Hasan sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Abu Bakar menggendongnya di atas punggungnya seraya berkata, “Demi Allah SWT., anak ini sangat mirip dengan Rasulullah saw., tidak mirip dengan Ali.” Ali tertawa saja mendengarnya.
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah ia berkata,” Aku pernah melihat Rasulullah saw., dan al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan beliau.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.1150 Imam Ahmad281 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah mencerita-kan kepada kami, ia berkata, Zam’ah telah menceritakan kepada kami dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata, Fathimah menimang1151 al-Hasan bin Ali sambil mengatakan: Aduhai sungguh sangat mirip dengan nabi Tidak mirip dengan Ali
Abdurrazzaq dan yang lainnya1152 meriwayatkan dari Ma’mar dari az-Zuhri dari Anas bin Malik ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip wajahnya dengan Rasulullah saw.1153.”
Imam Ahmad1154 berkata, “Hajjaj telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Israil telah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ dari Ali, ia berkata, ‘Al-Hasan sangat mirip dengan Rasulullah saw. antara dada dan atas kepalanya. Dan al-Husain mirip dengan Rasulullah saw. dari dada ke bawah.”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi1155 dari hadits Israil, beliau berkata, Hadits ini hasan gharib. Abu Dawud ath-Thayalisi1156 berkata, Qais telah meriwayatkan kepada kami dari Abu Ishaq dari Hani’ bin Hani’ dari Ali ia berkata, “Al-Hasan bin Ali adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari wajah sampai ke pusarnya. Dan al-Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah saw. dari pusar ke bawah.”
Telah diriwayatkan juga dari Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin az-Zubair bahwa al-Hasan bin Ali sangat mirip dengan Rasulullah saw..1157

Keutamaan al-Hasan bin Ali
Diriwayatkan dari al-Bara’ bin ‘Azib 4& ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. menggendong al-Hasan bin Ali di atas pundak beliau seraya berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya maka cintailah dia.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Syu’bah.1158 Imam Ahmad1159 meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah saw. pergi ke pasar Bani Qainuqa’ dengan dituntun oleh kedua tanganku. Beliau berkeliling di pasar tersebut. Kemudian kembali dan duduk di dalam masjid. Beliau berkata, ‘Di mana si Laka’ ? Panggil kemari si Laka!’ Lalu datanglah al-Hasan berlari ke arah beliau lalu duduk di pang-kuan beliau. Rasulullah saw. memasukkan lidah beliau ke dalam mulutnya sembari berkata, “Ya Allah SWT., aku mencintainya maka cintailah dia dan cintailah orangorang yang mencintainya.” Beliau katakan sebanyak tiga kali.
Abu Hurairah berkata, “Tidaklah aku melihat al-Hasan melainkan menetes air mataku atau berlinang air mataku atau melainkan aku menangis.” Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim dan tidak dikeluarkan oleh keduanya.
Imam Ahmad1160 meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah saw. keluar menemui kami bersama al-Hasan dan al-Husain. Keduaduanya beliau gendong di atas pundak beliau. Sekali-kali beliau men-cium al-Hasan dan sekali kali mencium al-Husain, hingga beliau sampai di hadapan kami. Seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah saw., engkau kelihatannya sangat mencintai keduanya.” Rasulullah saw. berkata, “Barangsiapa mencintai keduanya berarti ia telah mencintaiku dan barang-siapa membuat keduanya marah berarti ia telah membuatku marah.” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Diriwayatkan dalam hadits Ali, Abu Sa’id, Buraidah1161 dan Hudzaifah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin para pemuda penduduk Surga, dan ayah mereka lebih baik daripada mereka.” Dalam hadits Abdullah bin Syaddad dari ayahnya disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mengimami mereka shalat dalam sebuah shalat di malam hari. Beliau sujud dan memperpanjang sujud. Setelah salam beliau berkata kepada para makmum: ” Sesungguhnya cucuku ini -yakni al-Hasan- naik ke atas punggungku dan aku tidak ingin mengusirnya hingga ia merasa puas. ” 1162
Ats-Tsauri1163 meriwayatkan dari Abu Zubair dari Jabir ia berkata, “Aku menemui Rasulullah saw. sementara beliau membawa al-Hasan dan al-Husain di atas pundak beliau. Beliau berjalan merangkak sambil menggen-dong mereka di atas punggung beliau. Aku berkata, “Sebaik-baik unta adalah unta kalian berdua.” Rasulullah saw. menimpali, “Sebaik-baik anak unta adalah kalian berdua.”
Sanadnya sesuai dengan syarat Muslim dan belum dikeluarkan oleh mereka. Imam Ahmad 1164 berkata, Hasyim bin al-Qasim telah menyampaikan kepada kami dari Jarir dari Abdurrahman bin Abi Auf al-Jursyi dari Mu’awiyah ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium lidahnya.” Atau ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. mencium bibirnya.” Yakni al-Hasan bin Ali . Sesungguhnya tidak akan terkena siksa lidah atau bibir yang dicium oleh Rasulullah saw. .” Imam Ahmad terpisah seorang diri dalam periwayatan hadits ini.
Dalam kitab ash-Shahih telah diriwayatkan dari Abu Bakrah, demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya cucuku ini adalah sayyid, kelak Allah SWT. Akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin melalui dirinya. Al-Hasan turun jabatan dan menyerahkan kepemimpinan kepada Mu’awiyah. Terjadilah apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. tadi.

Penghormatan Para Khalifah dan Para Sahabat yang Lainnya Kepada Beliau
Abu Bakar ash-Shiddiq memuliakan, menghormati, mencintai dan setia kepada al-Hasan. Demikian pula Umar bin al-Khaththab. Al-Waqidi 1165 meriwayatkan dari Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi dari ayahnya bahwa ketika Umar mencatat nama-nama sahabat yang berhak mendapat santunan negara, beliau memasukkan al-Hasan dan al-Husain dalam deretan sahabat yang mengikuti perang Badar yang mendapat lima ribu dirham sebulan.
Demikian pula Utsman bin Affan memuliakan al-Hasan dan al-Husain dan mencintai keduanya. Pada hari pengepungan terhadap Utsman bin Affan al-Hasan bin Ali berada di sisinya dengan pedang terhunus untuk melindungi1166 Utsman. Akan tetapi Utsman mengkhawatirkan keselamatannya. Utsman bersumpah menyuruhnya kembali ke rumah agar hati Ali menjadi tenang. Karena beliau sangat mengkhawatirkan keselamatannya.
Demikian pula Ali sangat memuliakan al-Hasan, menghormati dan mengagungkannya. Pada suatu hari ia pernah berkata kepada puteranya itu,1167 “Wahai anakku, maukah engkau berkhutbah? Aku ingin sekali mendengarkannya.” Al-Hasan menjawab, “Aku malu berkhutbah sementara aku melihatmu.”
Lalu Ali pergi dan duduk di tempat yang tidak terlihat oleh al-Hasan. Kemudian al-Hasan bangkit dan berkhutbah di depan manusia sedangkan Ali mendengarkannya. Ia menyampaikan khutbah yang sangat indah dan fasih. Setelah selesai Ali berkata, ” (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain.” (Ali Imran: 34).
Abdullah bin Abbas biasanya mengambil sanggurdi untuk al-Hasan dan al-Husain apabila keduanya hendak menunggang hewan tunggangan. Beliau menganggap itu sebagai salah satu nikmat Allah SWT. kepadanya. Apabila keduanya melakukan thawaf di Baitullah al-Haram maka orang-orang berdesakdesakkan mengerumuni keduanya untuk mengucapkan salam kepada keduanya, semoga Allah SWT. meridhai keduanya dan membuat keduanya ridha.
Mu’awiyah juga memuliakan dan menghormati al-Hasan. la sering mengirim hadiah setiap tahun sebanyak seratus ribu dirham. Al-Hasan pernah datang mengunjunginya lalu Mu’awiyah memberinya hadiah sebanyak empat ratus ribu dirham. 1168 Ibnu az-Zubair pernah berkata, 1169 “Demi Allah SWT., wanita-wanita tidak akan lari dari orang seperti al-Hasan bin Ali.”

Ibadah dan Kemuliaan Beliau
Ibnu Sa’ad 1170 meriwayatkan bahwasanya apabila al-Hasan bin Ali shalat subuh di masjid, selesai shalat beliau duduk di tempat shalat dan berdzikir hingga matahari meninggi. Para tokoh dan orang-orang terkemuka duduk berbincang-bincang bersama beliau. Kemudian beliau pulang dan menemui Ummahatul Mukminin untuk mengucapkan salam kepada mereka. Kadang kala Ummahatul Mukminin memberi bingkisan buat beliau, baru sete-lah itu beliau pulang ke rumah. Allah SWT. membagikan harta kepada beliau sebanyak tiga kali dan beliau melepaskannya sebanyak dua kali. Beliau menunaikan haji dua puluh lima kali dengan berjalan kaki, sementara unta-unta dituntun di depan beliau.
Demikianlah yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi.1171 Imam al-Bukhari meriwayatkan secara mu’allaq dalam kitab Shahih1172 beliau bahwasanya al-Hasan athpergi menunaikan haji dengan berjalan kaki. Beliau memiliki kemuliaan yang sangat agung. Muhammad bin Sirin berkata, “Kadangkala al-Hasan bin Ali memberi seseorang hadiah sebesar seratus ribu dirham.”1173
Mereka juga mengatakan bahwa beliau banyak menikah,1174 empat orang istri hampir setiap saat selalu menyertai beliau. Beliau suka kawin cerai. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau telah menikahi tujuh puluh orang wanita. Mereka juga menyebutkan1175 bahwa beliau mentalak dua istri dalam sehari. Seorang dari Bani Asad dan seorang dari suku Fazariyyah. Lalu beliau mengirim hadiah kepada keduanya masing-masing sebesar sepuluh ribu dirham dan satu drum madu. Beliau berkata kepada pelayan, “Coba dengar-kan apa komentar mereka berdua!”
Adapun wanita dari suku Fazariyyah mengatakan, “Semoga Allah SWT. mem-balasnya dengan kebaikan.” Lalu ia mendoakan kebaikan untuk al-Hasan bin Ali. Adapun wanita dari Bani Asad mengatakan: Hadiah yang sedikit Dari kekasih yang pergi Pelayan itu menyampaikan apa yang didengarnya kepada al-Hasan. Lalu beliau rujuk kepada wanita Bani Asad dan meninggalkan wanita Fazariyyah.
Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan kepada penduduk Kufah,1176 “Janganlah nikahkan dia, karena dia suka mentalak istri.” Mereka berkata, “Demi Allah SWT. wahai Amirul Mukminin, sekiranya ia datang meminang kepada kami setiap hari niscaya akan kami nikahkan ia kepada wanita yang ia sukai karena keinginan kami mendapat hubungan keluarga dengan Rasulullah saw..”
Mereka juga menyebutkan sebuah kisah1177 bahwasanya beliau tidur bersama istri beliau bernama Khaulah binti Manzhur al-Fazariy -ada yang mengatakan Hindun binti Suhail- di atas atap rumah mereka yang tidak berpagar. Sang istri bangun dan mengikat kaki beliau dengan kerudungnya kepada gelang kakinya. Ketika beliau bangun beliau berkata, “Apa-apaan ini?” Istrinya menjawab, ” Aku khawatir engkau bangun dari tidur lalu engkau jatuh dari atap sehingga aku menjadi wanita yang paling tercela di kalangan masyarakat Arab.”
Al-Hasan takjub mendengar penuturannya itu dan meneruskan malam-malam
berikutnya bersamanya selama tujuh malam. Abu Ja’far al-Baqir berkata,1178 “Seorang lelaki datang menemui al-Husain bin Ali meminta bantuan kepadanya untuk suatu keperluan. Lelaki itu mendapati beliau sedang i’tikaf. Al-Husain menolak secara halus permintaan lelaki itu. Lalu ia pergi menemui al-Hasan dan meminta bantuan kepadanya. al-Hasan memenuhi permintaan lelaki itu. Beliau berkata, “Membantu keperluan saudaraku fillah lebih aku sukai daripada beri’tikaf sebulan penuh.”

Petikan Ucapan, Sikap dan Kebijakan Beliau
Imam Ahmad berkata, Muth Thalib ra. bin Ziyad Abu Muhammad telah menyampaikan kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Aban telah menceritakan kepada kami, ia berkata, al-Hasan bin Ali berpesan kepada anak-anaknya dan keponakan-keponakannya, “Tuntutlah ilmu, karena pada hari ini kalian adalah anak-anak kecil. Namun kelak kalian akan menjadi orang besar. Barangsiapa yang tidak kuat hafalannya hendaklah ia mencatat.”
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari jalur al-Hakim dari al-Asham dari Abdullah bin Ahmad dari ayahnya.1179 Muhammad bin Sa’ad1180 berkata, “Al-Hasan bin Musa dan Ahmad bin Yunus telah menyampaikan kepada kami, keduanya berkata, Zuhair bin Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Abu Ishaq telah menceritakan kepada kami dari Amru bin al-Asham ia berkata, Aku ber-tanya kepada al-Hasan, “Sesungguhnya kaum Syi’ah mengira bahwa Ali akan dibangkitkan sebelum hari Kiamat?” Beliau menjawab, “Demi Allah SWT. mereka dusta! Mereka itu bukan pengikut Ahli Bait! Sekiranya kami tahu Ali akan dibangkitkan tentunya kami tidak akan menikahkan istrinya dan tidak akan membagi-bagikan harta warisannya.”
Shalih bin Muhammad1181 berkata, “Aku mendengar ayahku berkata, Sebanyak sembilan puluh ribu pasukan telah berbai’at kepada al-Hasan, namun beliau meninggalkan jabatan khalifah, beliau berdamai dengan Mu’awiyah. Tidak setitik darahpun mengalir selama masa pemerintahannya.” Muhammad bin Sa’ad1182 berkata, “Abu Dawud ath-Thayalisi telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu’bah telah menyampaikan kepada kami dari Yazid bin Khumair ia berkata, Aku mendengar Abdurrahman bin Jubair bin Nufair al-Hadhrami menyampaikan bahwa ayahnya berkata, Aku bertanya kepada al-Hasan bin Ali, ‘Orang-orang mengatakan bahwa engkau menginginkan khilafah?’ Al-Hasan berkata, ‘Sesungguhnya orang-orang Arab di
bawah kendaliku. Mereka berdamai dengan orang-orang yang berdamai denganku dan mereka memerangi orang-orang yang aku perangi. Namun aku lepaskan jabatan itu demi mencari wajah Allah SWT..
Apakah lantas kemudian aku mengutamakan khilafah daripada kambing hutan penduduk Hijaz?!” Muhammad bin Sa’ad1183 berkata, “Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami dari Zaid bin Aslam ia berkata, “Seorang lelaki datang menemui al-Hasan di Madinah sementara lembaran kertas berada di tangan-nya. Lelaki itu bertanya,”Apa itu?” Beliau menjawab, “Surat dari Mu’awiyah berisi janji dan ancaman.”
Lelaki itu berkata, “Dahulu engkau menuntut hal yang serupa darinya.” Beliau menjawab, “Benar, akan tetapi aku khawatir pada hari Kiamat nanti tujuh puluh ribu orang, atau delapan puluh ribu orang bisa lebih dan bisa kurang, datang pada hari Kiamat seluruhnya dengan urat leher mengalirkan darah. Mereka semua menuntut kepada Allah SWT. mengapa darah mereka ditumpahkan?”

Wafat Beliau
Al-Waqidi1184 berkata, Abdullah bin Ja’far telah menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Hasan ia berkata,”Al-Hasan bin Ali adalah seorang yang banyak sekali menikahi wanita. Dan sangat sedikit dari mereka yang istimewa di sisinya. Setiap wanita yang menikahi beliau pasti mencintai beliau dan menikmati hidup dengan beliau’.”
Disebutkan bahwa beliau disuguhi minum kemudian beliau pingsan, kemudian beliau diberi minum lagi, beliau kembali pingsan hingga pada akhirnya beliau meninggal. Menjelang wafat seorang dokter yang terus memantau perkembangan kesehatannya berkata, “Orang ini telah diputus-putus ususnya oleh racun.”
Al-Husain berkata, “Wahai Abu Muhammad, katakan padaku siapakah yang menyuguhimu minum!” “Mengapa wahai saudaraku?” Tanya al-Hasan. Al-Husain menjawab, “Demi Allah SWT., aku akan membunuhnya sebelum aku mengubur jenazahmu, atau aku tidak mampu menjumpainya atau ia berada di suatu tempat maka aku akan berusaha menjumpainya!”
Al-Hasan berkata, “Wahai saudaraku, dunia ini hanyalah malam-malam yang fana, biarkanlah ia hingga kelak aku dan dia bertemu di hadapan Allah SWT..” Al-Hasan enggan menyebutkan nama orang itu. Aku mendengar dari sebagian orang bahwa Mu’awiyah menyuruh salah seorang khadim (pelayannya) untuk menyuguhkan racun kepadanya. Sebagian orang1185 meriwayatkan bahwa Yazid bin Mu’awiyah mengirim perempuan bernama Ja’dah binti al-Asy’ats untuk meracun al-Hasan dengan janji ia akan menikahinya setelah itu. Lalu Ja’dah pun melakukan perintah itu. Setelah al-Hasan wafat, Ja’dah menemui Yazid dan menagih janjinya. Yazid berkata, “Demi Allah SWT. kami tidak merelakan dirimu untuk dinikahi al-Hasan, bagaimana mungkin kami bisa merelakan dirimu untuk kami nikahi.”
Ibnu Katsir berkata, “Menurutku riwayat ini tidak shahih, dan lebih tidak shahih lagi riwayat dari ayahnya, yakni Mu’awiyah.” Sufyan bin Uyainah1186 meriwayatkan dari Raqabah bin Mashqalah ia berkata, “Ketika al-Hasan bin Ali menjelang wafat ia berkata, ‘Keluarkanlah aku ke halaman agar aku dapat melihat langit yang luas.’ Merekapun mengeluarkan tempat tidurnya. Beliau mengangkat kepalanya kemudian berkata, “Ya Allah, aku mengikhlaskan jiwaku berada di sisiMu, karena jiwaku adalah yang paling berharga bagiku.”
Dan salah satu ketetapan Allah SWT. bagi dirinya adalah ia mengikhlaskan dirinya berada di sisiNya. Al-Waqidi berkata,1187 “Ibrahim bin Fadhl telah menyampaikan kepada kami dari Abu Atiq ia berkata, Aku mendengar Jabir bin Abdillah berkata, ‘Kami datang menjenguk al-Hasan di hari beliau wafat. Saat itu keributan hampir saja terjadi antara al-Husain bin Ali dan Marwan bin al-Hakam. Al-Hasan telah mewasiatkan kepada saudaranya agar dikebumikan bersama Rasulullah saw. Jika dikhawatirkan akan menimbulkan pertumpahan darah dan keributan hendaklah jenazahnya dikebumikan di Baqi’ saja.
Akan tetapi Marwan tidak mengizinkan al-Husain menguburkannya bersama Rasulullah saw. . Pada saat itu Marwan telah dicopot dari jabatannya. Ia lakukan itu untuk mencari muka kepada Mu’awiyah’.” Jabir berkata, ‘Aku berbicara kepada al-Husain bin Ali, kukatakan kepadanya, ‘Wahai Abu Abdillah, bertakwalah kepada Allah SWT., sesungguhnya saudaramu tidak ingin keributan ini terjadi. Kebumikanlah jenazahnya di perkuburan Baqi’ bersama ibunya.’ Maka al-Husain pun melakukannya’.”
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa al-Hasan mengutus seseorang untuk meminta izin kepada ‘ Aisyah agar jenazahnya dikebumikan di kamar bersama Rasulullah saw.. ‘Aisyah ra. mengizinkannya. Ketika al-Hasan wafat, terjadi keributan. Al-Husain mengenakan senjatanya sementara Bani Umayyah juga menyiapkan senjata mereka. Mereka berkata, “Kami tidak akan membiarkannya dikebumikan bersama Rasulullah saw.. Apakah ia dikuburkan di kamar bersama Rasulullah saw. sementara Utsman dikuburkan di Baqi?”
Ketika dikhawatirkan keributan itu akan menimbulkan pertumpahan darah Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah, Jabir dan Ibnu Umar menyarankan kepada al-Husain agar tidak berperang. Ia pun mengikuti saran tersebut lalu menguburkan saudaranya di dekat kubur ibunya di Baqi’.” 1188 Sufyan bin Uyainah1189 meriwayatkan dari Salim bin Abi Hafshah dari Abu Hazim ia berkata, “Aku melihat al-Husain bin Ali menpersilahkan Sa’id bin al-Ash (Amir Madinah) untuk menshalati jenazah al-Hasan (yakni me-mimpin
shalat jenazah). Beliau berkata, ‘Sekiranya hal itu bukanlah sunnah nabi niscaya
aku tidak akan mempersilahkannya’.”
Muhammad bin Ishaq1190 berkata, Musawir maula Bani Sa’ad bin Bakar menyampaikan kepadaku, ia berkata, “Aku melihat Abu Hurairah berdiri di masjid Rasulullah saw. pada hari wafatnya al-Hasan bin Ali, beliau meneriakkan dengan suara keras, “Wahai sekalian manusia pada hari ini telah wafat kekasih Rasulullah saw.,tangisilah kepergiannya.”
Manusia berkumpul mengantar jenazahnya sampai-sampai perkuburan Baqi’ penuh sesak dengan para pengantar. Lelaki, wanita sampai anak-anak menangisi kepergian beliau. Ibnu Ulayyah meriwayatkan 1191 dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,”Al-Hasan wafat dalam usia tujuh puluh empat tahun. Demikianlah yang dikatakan oleh sejumlah orang dan itulah yang benar. Menurut perkataan yang masyhur beliau wafat pada tahun 49 H.Sementara yang lain mengatakan, Wafat pada tahun 50 H.”

Putera-puterinya yang lain
1. Muhammad bin Hanafiah. Ia dilahirkan oleh Khaulah binti Ja’far, dari Bani Hanifah.
2 dan 3. Umar bin Ali dan saudarinya Ruqayyah al Kubro.
4. Al Abbas al Akbar bin Ali, disebut juga as-Saqa. Ia terbunuh bersama Husein.
5, 6, 7, 8. Usman, Ja’far, Abdullah dan Banu Ali. Mereka saudara seayah dan seibu al Abbas al Akbar. Adapun ibu mereka adalah Ummul Banin al Kilabiyah.
9 dan 10. Ubaidullah dan Abu Bakar. Mereka tidak punya keturunan. Mereka dilahirkan oleh Laila binti Mas’ud anNahsyaliyyah.
11. Yahya bin Ali. Meninggal saat masih kecil. Lahir dari Asma’ binti Umais.
12. Muhammad bin Ali alAshghar. Ibunya adalah seorang budak yang bernama Daraj.
13 dan 14. Ummul Hasan dan Ramlah. Mereka dilahirkan Ummu Sa’d binti Urwah bin Mas’ud ats Tsaqofi.
15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25. Zaenab as Sughra, Ummu Kultsum as Sughra, Ruqayyah as Sughra, Ummu Hani’, Ummul Kiram, Umu Ja’far (nama aslinya Jumanah), Ummu Salamah, Maimunah, Khadijah, Fatimah, dan Umamah. Mereka ini dilahirkan dari para ibu yang berbeda-beda.
Ali mengemban kekhilafahan selama 4 tahun 7 bulan lebih beberapa hari. Ada beberapa pendapat berbeda mengenai hari. Ia mati terbunuh saat usianya 63 tahun. Ada beberapa riwayat lain menyebutkan 53 tahun, 58 tahun, 57 tahun. Pada saat itu disebut tahun Jama’ah, tahun 40 H.

diambil dari berbagai sumber.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More